AKUKTURASI “KESENIAN KUBRO SISWO”
Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Budaya Karawitan
Oleh:
Dani Cahyo Prabowo 1610632012
JURUSAN KARAWITAN
FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah etnomusikologi tentang analisis perkembangan seni di era modern. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah budaya karawitan
Penulis berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca, semoga hal ini dapat membuka pikiran dan menambah wawasan pembaca mengenai pola pikir masyarakat pra-modern dan budayanya pada masa itu berlangsung.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Demikian makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi yang membaca dan menambah pengetahuan.
Yogyakarta, 28 juni 2018
Penulis
Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia merupakan negara multikultural yang terdiri dari beraneka ragam budaya kesenian. Seni merupakan salah satu unsur budaya manusia yang keberadaannya telah mengalami perkembangan dalam kurun waktu yang sangat panjang. Dimulai dari bentuk seni yang sederhana di zaman prasejarah hingga mencapai bentuk yang lebih kompleks di zaman modern sekarang ini. Istilah seni dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti permintaan atau pencarian. Kata Art (Inggris) bermakna kemahiran, art dapat diartikan sebagai kegiatan atau hasil pernyataan perasaan keindahan manusia. Keberagaman budaya ini juga dipengaruhi oleh perkembangan dari kebudayaan itu sendiri. Sejak zaman pra sejarah sampai dengan zaman modern seperti sekarang ini, kebudayaan selalu mengalami perkembangan. Awalnya, dimulai dari munculnya budaya materi yang berupa alat, benda, dan teknologi hingga munculnya budaya non materi yang berupa nilai-nilai, adat istiadat, organisasi sosial, dan lembaga adat lainnya. Kebudayaan ini tidak hanya berkembang pada nilai, adat istiadat, dan teknologinya saja, tetapi juga pada nilai bentuk keseniannya.
Salah satu budaya yang tumbuh dan berkembang di Indonesia adalah kesenian yang diciptakan dan didukung oleh masyarakat kolektif daerah setempat dikenal sebagai kesenian tradisional. Bagian pertunjukan kesenian tradisional merupakan suatu media komunikasi masyarakat untuk menyampaikan arti yang terkandung dari tata hubungan atau alat untuk menyampaikan pesona tertentu dari pencipta kepada penikmat. Selain itu, tradisi juga dapat diartikan sebagai kebiasaan bersama dalam masyarakatmanusia, yang secara otomatis akan mempengaruhi aksi dan reaksi dalam kehidupan sehari-hari para anggota masyarakat itu.
Menurut Hartoko dalam skripsi sundari (1995: 2) mengatakan bahwa budaya adalah suatu kegiatan kultural yang mempunyai semangat mengembangkan derajat kemanusiaan, termasuk di dalamnya nilai-nilai seni yang memiliki esensi kuat dalam pembentukan sikap dan kepribadian bangsa.
Seni tradisi secara umum meliputi seni yang mengandung unsur-unsur nilai keindahan. Seni tradisi meliputi pergerakan seni musik tradisional, sendra tari tradisional, dan kebudayaan etnik suku setempat. Ditinjau dari segi intrinsik keberadaan musik disebut dengan musik tradisional atau musik etnik. Dalam musik etnik memiliki ukuran-ukuran keindahan sendiri.
Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta adalah suatu wilayah yang dikenal memiliki pengaruh agama Islam yang kuat. Agama Islam membuat banyaknya bentuk-bentuk kesenian yang tumbuh. Kesenian tradisional Kubro Siswo, merupakan salah satu kesenian yang bernafaskan islam, yang berdiri di kecamatan kalibawang. Kesenian Kubro Siswo terdiri atas penabuh musik dan penari. Kelompok kesenian Kubro Siswo juga mengadakan kerjasama dengan pelatihnya dalam penggarapan gerak dan musik. Instrumen Kubro Siswo terdiri dari bedug, kendang, seruling, 3 bendhe, kecer, dan 2 vokal. Pemain dan pencipta mempunyai misi untuk meyakinkan masyarakat pendukungnya tentang segala ide dan dunianya dalam bentuk karya musik yang mereka ciptakan. Dalam batas-batas tertentu
pemain sebagai rekreator dapat juga disebut pencipta, karena sebagai seorang interpreter apa yang ia mainkan sepenuhnya merupakan fantasi, imajinasi, dan pikiran-pikiran. Kesenian Kubro Siswo memiliki peranan penting dalam masyarakat, terutama dalam perkembangan agama islam dan alat pemersatu bangsa yang berwujud kesenian tradisonal. Pada masa tumbuhnya kesenian tradisional ini tentu telah di fikirkan makna apa yang mungkin bisa menjadikan alat pemersatu bangsa dan berkembangnya tentang tuntunan suatu agama. Oleh karena itu diangkatnya judul tentang peranan Kubro Siswo ini karena sangat besarnya peranan Kubro Siswo kepada masyarakat luas, hingga terpengaruh untuk selalu menjalankan amalan-amalan yang diwajibkan oleh Tuhan.
Liriknya yang dinyanyikan oleh vocal berisikan ajaran-ajaran islami dan berisikan ajakan ajakan untuk berbuat baik, jadi untuk masyarakat yang tidak memeluk agama islam bisa mengambil arti yang terkandung didalamnya. Jadi peranan Kubro Siswo selain menyebarkan agama islam juga mengajarkan tentang kebaikan kepada seluruh umat dan menjadikan kita lebih nasionalis untuk selalu membela tanah air Indonesia. Kesenian tradisi seperti Kubro Siswo sudah sangat akrab sekali di telinga masyarakat Kalibawang Kulon Progo, oleh sebab itu kesenian ini juga memiliki banyak simpatisan. Apabila melakukan pertunjukkan di panggung yang sudah diadakan maka masyarakat yang berdatangan sangatlah banyak. Selain melihat tarian-tarian dari seniman Kubro Siswo, masyarakat juga mendengarkan iringan musik yang dimainkan oleh seniman-seniman Kubro Siswo. Iringan musik dalam kubro siswo ini berfungsi untuk membangkitkan emosi para penari Kubro Siswo dan masyarakat. Kenapa bisa membangkitkan semangat, karena alat musik yang dimainkan merupakan alat musik perkusi. Konsep kerja alat perkusi yaitu dipukul, semakin cepat tempo dan semakin
kerasnya memukul maka semakin naiklah emosi dalam jiwa. Terutama pada bedug, alat ini merupakan alat utama yang menjadi tumpuan dalam pertunjukan Kubro Siswo. Penulis mengangkat judul ini juga dikarenakan fungsi iringan musik yang membikin semangat ketika ada pertunjukan, walau alat musik masih sangat sederhana dan hanya sedikit, namun iringan musik berfungsi untuk menyampaikan misi dakwah para seniman kubro siswo kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa mengerti lebih banyak tentang ajaran agama islam dan lebih baik dalam hubungan bersosial di masyarakat. Selain mengupas peran dan fungsi iringan musik Kubro Siswo penulis mengangkat judul tentang kesenian daerah Kubro Siswo di Kalibawang, Kulonprogo dikarenakan sedikitnya referensi buku atau dokumentasi lainnya
secara baku dan nyata. Oleh karena itu, dengan adanya pembahasan tentang kesenian Kubro Siswo di Kalibawang, Kulonprogo dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau dokumentasi tambahan sebagai upaya pelestarian daerah khususnya kecamatan Kalibawang, dan di kabupaten Kulonprogo. Selain bermanfaat bagi penulis, diharapan pula agar generasi muda Kalibawang, Kulon Progo dapat termotivasi untuk dapat belajar mengenai kesenian tradisi
Kubro Siswo ini demi terjaganya kesenian tradisional dalam perkembangan jaman yang semakin pesat.
ABSTRAK
Menurut Pak Susiarto kesenian Kubrosiswo berasal dari daerah Borobudur, kesenian ini selain berisi pesan-pesan dakwah juga bercerita tentang masa penjajahan dahulu hingga kemerdekaan. Dalam ceritanya disebutkan bagaimana para pejuang mengorbankan harta, keluarga bahkan nyawanya untuk merebut kemerdekaan yang merupakan cita-cita bangsa
sejak dahulu. Menurut beliau kesenian Kubrosiswo dikenal oleh masyarakat kecamatan kalibawang semenjak tahun 1982, awal perkembangan kesenian Kubrosiswo ini disambut antusiasme oleh masyarakat yang sangat besar, karena senangnya dengan kesenian itu maka pada tahun itu juga dibentuk kelompok kesenian Kubrosiswo yang juga dijadikan sebagai media penyebaran ajaran agama Islam di desa Namun seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan kesenian Kubrosiswo pada masa sekarang dapat dibilang mengkhawatirkan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:
1) Berasal dari para pemain dan pendukung kesenian Kubrosiswo. Pemain atau pendukung dari kesenian ini banyak yang bekerja diluar daerah, dengan banyaknya masyarakat yang merantau keluar daerah itulah mengakibatkan kekurangan pemain, walaupun kekurangan itu dapat ditutup oleh anggota dari anak-anak, namun menurut mereka kurang enak ditonton, disamping mengurangi keserasian fisik pemain, juga mengurangi keserasian dalam permainannya.
2) Berkembangnya atau majunya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan adanya televisi membuat mereka enggan dan malas untuk latihan, sehingga mengurangi kekompakan mereka pada saat tampil. Sedangkan dari segi antusiasme penontonnya, kalau dibandingkan dengan zaman dahulu masih kalah jauh, kalu zaman dahulu penontonnya sesak bahkan menurut cerita
saling desak-desakkan sehingga yang berada dibelakang tidak kelihatan, bahkan ada yang dibela-balain naik pohon agar supaya dapat melihat dengan jelas. Masyarakat sekarang merasa tonotonan seperti itu dianggapnya kuno dan tidak menarik lagi untuk ditonton, apalagi para
pemudanya lebih tertarik nonton televisi yang banyak menyuguhkan acara yang lebih bagus dari kesenian itu.
3) Sepinya orderan untuk pentas dan kurangnya perhatian dari pemerintah kecamatan maupun kabupaten. Kelompok kesenian Kubrosiswo di dusun Kutan ini pernah mengalami kejayaan, sekitar tahun 1982 sampai 1990-an. Pada saat itu kelompok kesenian ini sering dipanggil ke desa lain untuk tampil dalam rangka hajatan, baik nikahan, sunatan, maupun dalam rangka
memperingati hari-hari besar baik nasional maupun keagamaan. Tetapi masa-masa indah itu tinggal kenangan, sekarang orderan untuk pentas sepi dan kurangnya dukungan dari pemerintah kecamatan, yang membuat pemain di desa ini kurang semangat. Setiap pementasan kesenian Kubrosiswo, maka akan melibatkan hal-hal yang mendukung terselenggaranya acara tersebut. Rangkaian kegiatan ini bertujuan untuk memberi kesan yang baik dalam setiap pementasan kesenian Kubrosiswo, hal-hal itu meliputi:
1. Pemain
Dalam setiap pementasan kesenian Kubrosiswo memerlukann pemain sekitar 40 orang, yang terdiri dari 25 orang penari, 24 orang sebagai anggota, dan satu orang sebagai master atau komandannya yang bertugas memberi aba-aba, semua pemainnya laki-laki. Sedangkan yang memegang peralatan musiknya sebanyak 5 orang, yang kesemuanya laki-laki dan dua orang yang melagukan syairnya, kadang dimainkan laki-laki kadang perempuan. Selebihnya sebagai pemain pengganti.
2. Peralatan Musik
Peralatan musik yang dipakai masih peralatan tradisional. Yang terdiri atas satu tanjidor (bedug tanggung), tiga bende dan satu gendang. Agar syairsyair yang dibawakan dapat terdengar dengan jelas, dan untuk memeriahkan acara tersebut biasanya menggunakan sound system atau pengeras suara.
3. Perlengkapan Pemain Sebelum tampil dalam pementasan, para pemain kesenian Kubrosiswo
dirias terlebih dahulu. Agar terlihat serasi dalam penampilannya para pemain memakai kostum tertentu yang seragam, serta memakai ikat kepala. Sedangkan master atau komandannya yang bertugas memberi abaaba, memakai kostum dengan warna yang berbeda dengan pemain lainnya.dalam pertunjukan para pemain dibagi menjadi dua bersap, satu baris memakai baju dan celana warna merah, ikat pingang biru, dan ikat kepala warna hitam. Baris kedua memakai baju dan celana warna biru dan ikat pingang warna merah juga ikat kepala warna hitam, sedangkan master atau pemimpinnya memakai baju atau celana warna ungu, ikat pingang putih dan ikat kepala berwarna hitam.
4. Tempat pementasan
Tempat pementasan dibuat sekitar 25m dan dikelilingi bambu, dengan tujuan agar pada saat pemain ada yang kesurupan tidak lari kepenonton. Selain dikelilingi bambu biasanya diberi tenda (tratak), agar dapat terlindung dari panas dan hujan saat tampil.
5. Waktu Pementasan
Setiap pementasan kesenian Kubrosiswo dapat berlangsung selama 30 sampai 45 menit setiap kali tampil. Namun pementasan ini bisa tampil dua kali dalam setiap pementasaan, tergantung dari orang yang menanggap kesenian ini. Kalau permintaannya dua kali tampil, biasanya memainkan siang dan malamnya.
6. Sesajen
Berhubung kesenian ini berbau mistik, maka sesaji tidak bisa dilepaskan. Sesaji ini terdiri dari telur ayam kampung kembang setaman, bubur merah putih dan jajan pasar (bermacam makanan yang dibeli dari pasar). Adapun susunan pengurus kesenian Kubrosiswo yang berada di Kecamatan kalibawang adalah sebagai berikut:
Pembina : Susiarto
Ketua : Susiarto
Wakil Ketua : Singgih
Sekretaris : Dwi. R.
Bendahara : Yuli Widodo
Anggota:
Sodik Rifa’I, Yanto Andzim, Nasir Sutikno, Anjam Priyanto
Kasnari Purnomo, Udin Kisno, Slamet Kasnadi, Saeri Kasimen, Ngatlan Sukur, Sholeh, Kasmu, Harno Soliki, Safi’i Amin, Yanto Parmin, dll
Rumusan masalah
Dari latar balakang yang telah diuraikan tersebut, penulis memfokuskan permasalahan mengenai perubahan konsep musik kubro siswo yang dari awalnya religi menjadi kubro dangdut /brodut yang sekarang berkembang pesat di daerah magelang namun penulis hanya meneliti perkembangan kubro dangdut / brodut di daerah kecamatan kalibawang.
Dari hasil penelitian penulis membagi menjadi dua hal
1. Akulturasi musik kubro siswo menjadi kubro dangdut/ brodut
2. Perbedaan syair dan lagu antara kubro siswo dan kubro dangdut/brodut
Pengertian Kesenian Kubro Siswo
Kubro Siswo adalah kesenian tradisional yang berlatar belakang penyebaran islam di Pulau Jawa. Secara bahasa kubro berarti besar dan siswo berarti siswa atau murid. Sehingga dapat di artikan murid-murid Tuhan yang diimplementasikan dalam pertunjukan yang selalu menjunjung kebesaran Tuhan. Kubro Siswo merupakan singkatan dari Kesenian Ubahing Badan lan Rogo (kesenian mengenai gerak badan dan jiwa), yang bermakna meningkatkan manusia khususnya umat islam agar mereka selalu hidup seimbang antara keperluan dunia dan akhirat.
Fungsi awal tarian ini adalah untuk menyebarkan agama islam di Pulau Jawa. Namun, tari kubro siswa sering di kaitkan dengan sebuah cerita, yaitu cerita seorang kyai yang bernama Ki Garang Serang. Ia adalah seorang prajurit Pangeran Diponegoro yang mengembara di daerah Pegunungan manoreh untuk menyebarkan agama islam. Ceritanya ia memasuki sebuah hutan yang di huni oleh banyak binatang buas. Saat hutan itu terbakar, terjadi pertentangan antara Ki Garang Serang dengan sekelompok binatang buas. Dengan kesaktiannya, binatang-binatang itu dapat ditundukkan oleh Ki Garang inilah sedikit cerita yang berkaitan dengan Tari Kubro Siswo.
Kesenian Kubro Siswo ini ditarikan secara masal sekitar 25 orang atau mungkin lebih dan biasanya semua penarinya dalah laki-laki. Tari ini ditampilkan kurang lebih dengan durasi 5 jam, dengan musik yang hampir mirip atau bahkan mirip dengan lagu perjuangan dan ada juga musik qasidahan. Akan tetapi liriknya diubah dengan lirik yang lebih islami. Alat musik yang digunakan antara lain 3 buah dodok, jedor dan gendang.
Jika di amati, tari kubro siswo merupkan akulturasi budaya jawa, islam dan kolonial. Itu dapat dilihat dari dandanannya yang seperti tentara jaman keraton, tetapi dari pinggang ke bawah mengenakan dandanan seperti pemain bola. Di dalamnya pun harus ada seorang kapten yana memimpin tarian dan selalu membawa peluit. Inilah yang menjadi gaya tarik tarian tersebut.
Selain tarian dan kostumnya, atraksi-atraksi yang menabjubkan juga mrnjadi daya tarik tarian tersebut. Antara lain permainan bola api, tubuh yang disetrika, mengupas kelapa dengan gigi, naik tangga yang anak tangganya terbuat dari beberapa berang(istilah jawanya bendho), adegan perang, dan yang lebih menarik ada adegan kesurupan(istilah jawanya ndadi).
Adegan kesurupan merupakan gambaran peperangan antara Ki Garang Serang dengan binatang-binatang Pegunungan Manoreh. Hanya saja dalam tarian kubro siswo binatang-binatang tersebut digantikan oleh pemain yang menggunakan kostum hewan. Dengan lecutan pecut, bau kemenyan dan setelah bunga tujuh rupa disiramkan ke para pemain, maka para pemain akan mulai kesurupan dan mulai menari.
Untuk menyembuhkan para pemain, maka pawang akan memaksa para penari yang kesurupan untuk mendekati bendhe atau gengang. Dan setelah doa dipanjatkan, maka para penari akan pingsan dan setelah sadar mereka akan sembuh. Setelah itu, selesailah permainannya.
Read more: http://mengenalbudayajawa.blogspot.co.id/2013/09/kesenian-tradisional-kubro-siswo.html#ixzz50rZN5F00
Akulturasi Kesenian Kubrosiswo
Dalam point ini penulis penulis menjabarkan kesenian kubro siswo yang semula berupa musik tradisional sebagai Musik pengiringnya antara lain: Kendang, Bende, Drum, Bedhug, dodog 3buah, Ketiplak, dan Markis dan lagunya berupa lagu syair religi. Namun seiring perkembangan zaman kubro siswo yang semula berupa kesenian reli/ kesenian religius sekarang berubah menjadi sebuah kesenian kontemporer yang di padukan menjadi musik dangdut atau sering di sebut dengan istilah kubro dangdut. Dalam kubro dangdut musik berubah hampir 70% dari aslinya yg berbentuk religi tapi dalam kesenian kubro dangdut ini musik sudah berubah menjadi orkes melayu /dangdut. Instrumentnya berupa gitar, organ/piano, bas, drum, tamborin, kendang, bedug. Di dalam kubro dangdut cirikas dari kubro siswo masih tetap kental yaitu berupa kendang dan bedug. Dan alunan musiknya menjadi ritmis dan sangat unik. Karena factor ini penulis menjadikan metamorfosis sebagai penelitian.
Menurut Sancoko pakar kesenian, Hal ini terjadi karena perkembangan zaman dan permintaan pasar seni yang sekarang di openuhi oleh aliran dangdut. Karena kubro siswo di rasa kurang menarik di era modern ini maka dari sebagian pelaku seni memodifikasi kesenian kubro siswo yang berupa kesenian religi menjadi sebuah kesenian modern yang berkolaborasi dengan dangdut. Hasil dari perpaduan ini sa at ini menjadi sebuah tontonan seni yang di gandrungi masyarakat di sekitar kecamatan kalibawang yang menjadi obyek analisis.
Namun menurut kearifan lokal kesenian kubro sisiwo yang semula kesenian religius yang Fungsi awal tarian ini adalah untuk menyebarkan agama islam di Pulau Jawa. Namun, tari kubro siswa sering di kaitkan dengan sebuah cerita, yaitu cerita seorang kyai yang bernama Ki Garang Serang. Ia adalah seorang prajurit Pangeran Diponegoro yang mengembara di daerah Pegunungan manoreh untuk menyebarkan agama islam. sekarang menjadi sebuah hiburan semata yang hanya mementingkan permintaan pasar seni.
Perbedaan syair dan lagu dalam kubro siswo dan kubro dangdut
Dalam point ini syair dan lagu dalam tidak ada perbedaan hanya mengambil syair dari kubro siswo yang sudah ada dengan dimodifikasi menjadi kubro dangdut.
Menurut isinya, syair-syair yang terdapat dalam kesenian Kubrosiswo yang menjadi bahan analisis penulis termasuk syair agama, yang di dalamnya terdapat syair tentang ajaran Islam, riwayat cerita Nabi dan syair nasihat. Dan syair atau nyanyian itu di antaranya terdapat beberapa pesan dakwah, di mana pesan–pesan dakwah tersebut meliputi tiga hal, yakni aqidah, syari’ah, dan budi pekerti. Dan kesemuanya itu sesuai dengan ajaran Islam yang bersumberkan Al Qur’an dan Hadits. Berikut hasil penelitian penulis terhadap syair-syair kesenian Kubrosiswo yang mengandung ajaran Islam:
Syair 1:
Agomo kito agomo Islam
Mewatoni rung awerni sekawan
Siji Qur’an loro Hadits telu Isma’ (ijma’) papat Liyas (Qiyas)
Temurune kitab Qur’an iku
Mareng Gusti kanjeng Nabi Muhammad
Gunane kanggo angganti rukun kitab kang wis lami
Syair 2:
Ayo simbah-simbah
Podho dhong ibadah
Umure rak tambah ojo kakean polah
Lamun rak ngibadah
Bakal nompo susah
Besok ning akhirat mlaku-mlaku kecemplung kolah
Syair 3:
Poro Muslimin podo bungah
Puji syukur ing Gusti Allah
Sasi rejeb tanggal pitulikur
Allah animbali kanjeng Rosul
Nabi Muhammad kedawuhan
Anindaake marang kewajiban
Nindaake sholat 50 waktu
Kanggo sangune nyuwun pangestu
50 waktu mung kari limo
Kanggo ngenteng-ngenteng poro manungso
Sholat iku wajibe kang mulyo
Ora abot lan ora rekoso
Dengarkanlah saudara-saudaraku
Aku akan bercerita padamu
Menerangkanlah rukun agamamu
Agar saudara siapa tahu
Lima perkara banyak rukun Islam
Agama suci di seluruh alam
Ashaduala iilaha illallah
Serta Muhammad utusan Allah
Rukun pertama selesai sudah
Kedua kali mendirikan sholat
Lima kali sehari beribadah dengan pernah membaca kalimah
Membayar zakat rukun yang ketiga
Sesudah cukup seni sehartanya
Puasa Ramadhan yang keempatnya
Dari awal sampai hari raya
Sekarang satu lagi penghabisan
Pergi ke Makkah mencari kesempurnaan
Sudah cukuplah agaknya sekian
Salam dan maaf kami ucapkan
Bahagia kito muda Islam
Muda yang tunduk pada peraturan
Bersembahyang pada siang malam
Untuk ingat pada nikmat Tuhan
Sholat yang wajib lima waktu dalam sehari
Dikerjakan dengan sungguh-sungguh
Taatkanlah lelupa selalu
Karena takut Allah Tuhanku
Syair 4:
Ayo kakang-kakang
Podho dong sembahyang
Bumine wis goyang mundhak rakaruan
Lamun ora sembahyang
Awakmu sak carang
Besok ning akhirat
Mlaku-mlaku kecemplung blumbang
Syair 5:
Bulan maulud bulan kelahiran Nabi
Nabi besar lahir pesuruh Illahi
Muhammad bangsa kesejahteraan
Sebagai umat Islam di seluruh alam
Hai umat Islam
Bangun tak sudah mengikuti jejak Nabimu
Kerja bersama bangun tak sudah mengikuti jejak Nabimu
Syair 6:
Sedulurku kabeh ayo ngibadah
Men ojo keweleh marang Gusti Allah
Ilingono siro urip ning dunyo
Padane wong lungo mampir sedhelok
Iku temenono anggonmu ngaji
Kanggo sangu kito wis tekan janji
Hai pemuda junjung tanah airmu
Republik Indonesia negoro mulyo
Pancasila hidup dengan bahagia
Hidup tentram damai tetap merdeka
Syair 7:
Ayo poro konco podho golek ilmu Agomo
Sebab waktu iki jamane
Jaman wis tuo
Namun bakal ora gelem ning akherat bakal ciloko
Syair 8:
Ayo simbah, bapak, kakang, mbakyu podho lungo
Lungo angibadah supoyo umure tambah
Ayo simbah, bapak, kakang, mbakyu wis mangsane
Wong ngluru ilmu suci iku panjenengane Gusti
Bondho biso entek jalaran dienggo terus
Ilmu biso tambah jalaran diudi terus
Syair 9:
Kito poro menungso ayo podho ngaji
Islam ingkang sempurno pepedanging bumi
Ayo konco-ayo konco, ojo podho lali
Lali mundhak ciloko mlebu jeroning geni
Yoiku aran neroko bebendhuning Gusti
Syair 10:
Anake wong tani
Umahe ning pinggir kali
Podho wira-wiri goleki senenge ati
Anake wong tani
Umahe ning pinggir kali
Kesimpulan
Berdasarkan analisis bahwa kesenian kubro siswo telah bermetamorfosis menjadi bentuk baru yaitu kubro dangdut/brodut. Hal ini terjadi karena adanya perkembangan zaman dan juga permintaan pasar yang di mana di era sekarang baru memuncaknya orkes melayu/ dangdut. Karena hal itulah ubro siswo yang semula kesenian religius berubah menjadi kubro dangdut.
Daftar pustaka
Alwi, Hasan. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka: Jakarta.
Hartoko, skripsi sundari (1995: 2)
Sancoko.2016. Pakar kesenian, grogol margodadi seyegan sleman Yogyakarta.
Susiarto,2016. Ketua kubro siswo kecamatan kalibawang, kecamatan kalibawang kulonprogo.
http://mengenalbudayajawa.blogspot.co.id/2013/09/kesenian-tradisional-kubro-siswo.html#ixzz50rZN5F00
http://zuzabaihaqi.blogspot.com/2011/03/kesenian-kubro.html. Diunduh pada tanggal. 7.
November. 2012. 9.24am .